Labuhanbatu Adakan Acara Malam Gebyar 12 Etnis
Medan. Bupati Labuhanbatu H Pangonal Harahap mengatakan, seni dan budaya merupakan sub sektor pembangunan yang tidak boleh luput dari perhatian. Karena seni dan budaya mengajarkan nilai-nilai etika, nilai-nilai moral dan akhlakul karimah kepada umat manusia.
"Selain itu seni dan budaya juga mengajarkan nilai-nilai estetika dalam berbahasa melalui keindahan etika berkomunikasi yang sangat dibutuhkan dalam interaksi sosial dan pembangunan di era global saat ini," katanya pada acara Pagelaran Kesenian Kabupaten Labuhanbatu yang bertajuk Malam Gebyar 12 Etnis di Open Stage Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) 2016, Selasa (22/3). Acara itu juga dihadiri Wakil Bupati Labuhanbatu, Ketua/Pengurus TP PKK Kabupaten, para kepala SKPD, camat dan lurah se-Kabupaten Labuhanbatu.
Pangonal mengharapkan agar sanggar-sanggar seni yang digiatkan oleh remaja dan masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu harus mendapat dukungan penuh dari instansi terkait di Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu. "Begitu juga dari kita semua yang peduli terhadap pembinaan generasi muda pada umumnya," ujarnya.
Sementara, di tempat terpisah Penata Tari pada Malam Gebyar 12 Etnis Rishan Anwar Hasibuan mengatakan, Labuhanbatu kaya akan keanekaragaman budaya dan adat istiadat, termasuk di dalamnya 12 etnis yang hidup berdampingan di Labuhanbatu.
Keduabelas etnis itu di antaranya Melayu, Tapsel, Batak Toba, Simalungun, Pakpak Dairi, Karo, Nias, Jawa, Minang, Sunda, Tionghoa dan Aceh akan disatupadukan menjadi sebuah tarian yang berkesinambungan.
Lebih lanjut dijelaskan Rishan Anwar, kegiatan Malam Gebyar 12 Etnis di Pekan Raya Sumatera Utara itu akan diisi oleh anak-anak remaja dari Sanggar Tari Pemkab Labuhanbatu Binaan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Labuhanbatu Hj Siti Awal Pangonal Harahap.
Berbagai tarian yang akan ditampilkan diantaranya, Melayu (Selayang Pandang), Tapsel (Endeng-Endeng), Batak Toba (Sinanggar Tullo), Simalungun (Haroan Bolon, Pakpak Dairi (Manapu Kopi), Karo (Guro-Guro Aron), Nias (Maena), Jawa (gending Jawi), Minang (Tak Ton Tong), Sunda (Gambang Kucapi), Tionghoa (Naga Sakti dan Aceh (Kutiding).
Acara Malam Gebyar 12 Etnis yang disajikan Pemkab Labuhanbatu digelar di Open Stage PRSU. Turut dimeriahkan artis KDI Dodi Ritonga, putra kelahiran Sigambal Kecamatan Rantau Selatan, serta artis-artis Melayu dan Tapsel dari Rantauprapat.
Pangonal mengharapkan agar sanggar-sanggar seni yang digiatkan oleh remaja dan masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu harus mendapat dukungan penuh dari instansi terkait di Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu. "Begitu juga dari kita semua yang peduli terhadap pembinaan generasi muda pada umumnya," ujarnya.
Sementara, di tempat terpisah Penata Tari pada Malam Gebyar 12 Etnis Rishan Anwar Hasibuan mengatakan, Labuhanbatu kaya akan keanekaragaman budaya dan adat istiadat, termasuk di dalamnya 12 etnis yang hidup berdampingan di Labuhanbatu.
Keduabelas etnis itu di antaranya Melayu, Tapsel, Batak Toba, Simalungun, Pakpak Dairi, Karo, Nias, Jawa, Minang, Sunda, Tionghoa dan Aceh akan disatupadukan menjadi sebuah tarian yang berkesinambungan.
Lebih lanjut dijelaskan Rishan Anwar, kegiatan Malam Gebyar 12 Etnis di Pekan Raya Sumatera Utara itu akan diisi oleh anak-anak remaja dari Sanggar Tari Pemkab Labuhanbatu Binaan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Labuhanbatu Hj Siti Awal Pangonal Harahap.
Berbagai tarian yang akan ditampilkan diantaranya, Melayu (Selayang Pandang), Tapsel (Endeng-Endeng), Batak Toba (Sinanggar Tullo), Simalungun (Haroan Bolon, Pakpak Dairi (Manapu Kopi), Karo (Guro-Guro Aron), Nias (Maena), Jawa (gending Jawi), Minang (Tak Ton Tong), Sunda (Gambang Kucapi), Tionghoa (Naga Sakti dan Aceh (Kutiding).
Acara Malam Gebyar 12 Etnis yang disajikan Pemkab Labuhanbatu digelar di Open Stage PRSU. Turut dimeriahkan artis KDI Dodi Ritonga, putra kelahiran Sigambal Kecamatan Rantau Selatan, serta artis-artis Melayu dan Tapsel dari Rantauprapat.
Comments
Post a Comment